I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program gerakan peningkatan mutu
yang dicanangkan pemerintah melalui departemen pendidikan nasional mengacu pada
standar mutu pendidikan nasional. Program ini merupakan mengupayakan guru
diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar, sehingga pembelajaran menjadi aktivitas yang menyenangkan .
Peran guru sangat penting dalam
menciptakan bagaimana proses pembelajaran tersebut berjalan dengan baik dan
menyenangkan sehingga akan berdampak terhadap hasil belajar siswa. Untuk
menciptakan proses pembelajaran tersebut maka perlu upaya yang kongkrit diantaranya
menggunakan metode pembelajaran, media pembelajaran, model pembelajaran dan
lain sebagainya. Disamping hal tersebut guru dituntut agar terus mengembangkan
pengetahuan dan ketampilannya agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang
bermakna dan memberikan pengalaman belajar kepada siswanya.
Proses belajar adalah perubahan
dalam diri siswa (seseorang) yang terjadi sebagai akibat hasil pengalaman yang
diperoleh pada saat berintegrasi dengan lingkungan sekitar (Sumadi
Suryabrata,1971). Untuk memberikan hasil belajar yang lebih baik dan bermakna
proses belajar seharusnya merupakan proses yang aktif dari dan didalam diri
siswa. Dengan demikian proses belajar mengajar hendaknya mengacu kepada
bagaimana siswa belajar selain kepada apa yang ia pelajari, sehingga pola pikir
siswa terus berkembang sehingga hasil belajar yang diinginkan akan dapat
tercapai sebagaimana yang diharapkan.
Menurut Pandelaki (2002:26)
keberhasilan belajar dapat dilihat dari sejauh mana tujuan pembelajaran yang
digariskan dapat dicapai. Secara lebih khusus dapat dilihat dari hasil belajar
rata-rata yang diperoleh siswa setelah melakukan evaluasi belajar pada
pembelajaran yang telah dilakukan.
Peranan evaluasi pendidikan ,
pertama memilah-milah siswa yang mampu dan yang tidak mampu, yang pintar dan
yang bodoh. Kedua memberikan informasi tentang tercapai tidaknya serta seberapa
jauh tercapai tidaknya serta seberapa jauh tercapainya hasil belajar yang
diinginkan.
Fenomena yang ditemui pada kelas IV SD Negeri 01 Pakan Raba’a kecamatan Koto
Parik Gadang Diateh (KPGD) hasil belajar
siswanya sangat rendah terutama pada mata pelajaran IPA. Pada materi perubahan energi bunyi dari 20
orang siswa hanya 6 orang siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau dengan
kata lain 70% siswanya tidak tuntas
belajar.
Menyikapi permasalahan tersebut
pembelajaran perlu diperbaiki karena dapat dikatakan pembelajaran yang
dilakukan guru tidak berhasil. Maka untuk itu dilakukan perbaikan dalam bentuk
penelitian kelas yang dilakukan pada tiga siklus pembelajaran dimana untuk dua
siklus dilakukan perbaikan pembelajaran.
Sebelum perbaikan dilakukan pada
siklus pertama perlu dilakukan refleksi dimana kesalahan yang terjadi dalam
pembelajaran. Dengan bantuan teman sejawat berupa observasi yang telah
dilakukannya maka dilakukan diskusi terhadap inti permasalahan yang terjadi.
Langkah awal yang dapat dilakukan
sebelum inti permasalahan dapat diketahui adalah dengan melakukan kegiatan
identifikasi dan analisis masalah. Untuk
lebih jelasnya kegiatan tersebut dapat dijelaskan dalam uraian berikut.
1. Identifikasi Masalah
Dari uraian data yang diungkapkan diatas bahwa 6 orang
siswa dari 20 siswa yang mampu menguasai materi diatas ketuntasan belajar yaitu
65, maka dari hasil pengamatan teman sejawat yang mengobervasi selama proses
pembelajaran dikelas dapat
diidentifikasi berbagai masalah yang menyebabkan kurangnya penguasaan siswa.
Hasil identifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Dalam penyajian guru lebih banyak menyampaikan
konsep-konsep IPA kepada siswa tanpa mengkaitkan dengan permasalahan yang real
dalam kehidupan sehari-hari
b.
Kurangnya guru memberikan motivasi dalam pembelajaran
baik dalam bentuk penguatan ataupun dalam membangkitkan minat belajar siswa.
c.
Banyaknya siswa yang orang tuanya berlatar pendidikan
rendah.
d.
Tidak adanya media atau alat peraga yang digunakan oleh
guru.
e.
Penyajian yang disampaikan guru terlalu umum.
2. Analisis
Masalah
Dari hasil identifikasi tersebut, maka diadakan
analisis masalah yang nantinya menentukan dalam merumuskan masalah atau dengan
kata lain dari sekian banyak permasalahan dapat ditentukan yang menjadi inti
dari permasalahan siswa tidak dapat menguasai materi dengan baik. Kegiatan analisis dimulai dengan cara melakukan dialog
atau diskusi dengan teman sejawat dari berbagai butir yang merupakan hasil
identifikasi masalah. Dari butir-butir tersebut mana betul yang merupakan
masalah penyebab dari kurangnya pemahaman siswa terhadap materi. Hasil analisis yang menjadi permasalahan
adalah “Metode pembelajaran IPA
yang dilakukan guru kurang menarik siswa karena konsep-konsep yang disampaikan
guru tidak dikaitkan dengan masalah real dalam kehidupan sehari-hari”.
Untuk memperbaiki pembelajaran yang menjadi
permasalahan diatas maka penggunaan metode kerja kelompok adalah salah satu
upaya yang dapat dilakukan guru agar pemahaman siswa terhadap materi lebih baik
Menurut Jon Dewey dalam Rosyid (2006) mengatakan siswa
akan belajar lebih baik bila apa yang dipelajari terkait dengan apa yang
diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi disekelilingnya.
Selanjutnya Sri Wardani (2005) menyatakan bahwa pada
dasarnya pembelajaran IPA yang kerja kelompok maupun yang realistis mengacu
pada yang kontruktivisme, dimana siswa sendiri yang harus aktif menemukan dan
mentransper atau membangun pengetahuan yang akan menjadi miliknya.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa dengan menggunakan metode kerja kelompok dalam pembelajaran IPA para
siswa lebih terlibat dalam pembelajaran yang berakibat tingkat pemahaman materi
akan lebih baik.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan
analisis masalah yang dibahas dalam latar belakang diatas, maka masalah yang
diteliti adalah :
1. Bagaimana penggunaan metode kerja kelompok
dalam pembelajaran perubahan energi bunyi di kelas IV SD Negeri 01 Pakan Raba’a.
2. Bagaimana dampak penggunaan metode kerja
kelompok terhadap pemahaman siswa dalam pembelajaran perubahan energi bunyi di
kelas IV SD Negeri 01 Pakan Raba’a.
C. Tujuan Perbaikan
Secara umum perbaikan
pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk penelitian tindakan kelas bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui perbaikan dalam proses
pembelajaran yaitu dalam bentuk metode. media, model pembelajaran , motivasi
belajar dan lainnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran dikelas.
Tujuan perbaikan secara khusus
sesuai pembahasan dalam perbaikan ini adalah :
1. Mendeskripsikan penggunaan metode kerja
kelompok dalam pembelajaran perubahan energi bunyi di kelas IV SD Negeri 01 Pakan Raba’a.
2. Mendeskripsikan dampak penggunaan metode kerja
kelompok terhadap pemahaman siswa dalam pembelajaran perubahan energi bunyi di
kelas IV SD Negeri 01 Pakan Raba’a.
D. Manfaat
Perbaikan
Banyak manfaat yang dapat diraih
guru dengan melakukan perbaikan pembelajaran yang dilakukan melalui penelitian
tindakan kelas , mamfaat itu dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen
pendidikan dan atau pembelajaran dikelas.
Sesuai perbaikan yang dilakukan
dalam bahasan ini, maka mamfaat perbaikannya adalah :
1. Siswa meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran IPA kelas IV.
2. Guru dalam melakukan perbaikan pembelajaran
dikelas masing-masing yang merupakan tanggung jawabnya.
3. Kepala Sekolah dalam melakukan motivasi bagi
guru untuk melakukan perbaikan pembelajaran dikelas.
4. Pengawas Sekolah dalam usaha melakukan
supervisi pendidikan berupa pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
5. Dinas atau instansi terkait dalam pendidikan
dalam mengambil kebijakan tentang peningkatan mutu pendidikan.
0 comments:
Post a Comment