Just another free Blogger theme

Sponsor

Saturday, February 23, 2013




I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program gerakan peningkatan mutu yang dicanangkan pemerintah melalui departemen pendidikan nasional mengacu pada standar mutu pendidikan nasional. Program ini merupakan mengupayakan guru diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran menjadi aktivitas yang menyenangkan .
Peran guru sangat penting dalam menciptakan bagaimana proses pembelajaran tersebut berjalan dengan baik dan menyenangkan sehingga akan berdampak terhadap hasil belajar siswa. Untuk menciptakan proses pembelajaran tersebut maka perlu upaya yang kongkrit diantaranya menggunakan metode pembelajaran, media pembelajaran, model pembelajaran dan lain sebagainya. Disamping hal tersebut guru dituntut agar terus mengembangkan pengetahuan dan ketampilannya agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang bermakna dan memberikan pengalaman belajar kepada siswanya.
Proses belajar adalah perubahan dalam diri siswa (seseorang) yang terjadi sebagai akibat hasil pengalaman yang diperoleh pada saat berintegrasi dengan lingkungan sekitar (Sumadi Suryabrata,1971). Untuk memberikan hasil belajar yang lebih baik dan bermakna proses belajar seharusnya merupakan proses yang aktif dari dan didalam diri siswa. Dengan demikian proses belajar mengajar hendaknya mengacu kepada bagaimana siswa belajar selain kepada apa yang ia pelajari, sehingga pola pikir siswa terus berkembang sehingga hasil belajar yang diinginkan akan dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan.
Menurut Pandelaki (2002:26) keberhasilan belajar dapat dilihat dari sejauh mana tujuan pembelajaran yang digariskan dapat dicapai. Secara lebih khusus dapat dilihat dari hasil belajar rata-rata yang diperoleh siswa setelah melakukan evaluasi belajar pada pembelajaran yang telah dilakukan.
Peranan evaluasi pendidikan , pertama memilah-milah siswa yang mampu dan yang tidak mampu, yang pintar dan yang bodoh. Kedua memberikan informasi tentang tercapai tidaknya serta seberapa jauh tercapai tidaknya serta seberapa jauh tercapainya hasil belajar yang diinginkan.
Fenomena yang ditemui pada kelas IV SD Negeri 01 Pakan Raba’a kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD) hasil belajar siswanya sangat rendah terutama pada mata pelajaran IPA.  Pada materi perubahan energi bunyi dari 20 orang siswa hanya 6 orang siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau dengan kata lain  70% siswanya tidak tuntas belajar.
Menyikapi permasalahan tersebut pembelajaran perlu diperbaiki karena dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan guru tidak berhasil. Maka untuk itu dilakukan perbaikan dalam bentuk penelitian kelas yang dilakukan pada tiga siklus pembelajaran dimana untuk dua siklus dilakukan perbaikan pembelajaran.
Sebelum perbaikan dilakukan pada siklus pertama perlu dilakukan refleksi dimana kesalahan yang terjadi dalam pembelajaran. Dengan bantuan teman sejawat berupa observasi yang telah dilakukannya maka dilakukan diskusi terhadap inti permasalahan yang terjadi.
Langkah awal yang dapat dilakukan sebelum inti permasalahan dapat diketahui adalah dengan melakukan kegiatan identifikasi dan analisis masalah.  Untuk lebih jelasnya kegiatan tersebut dapat dijelaskan dalam uraian berikut.
1.      Identifikasi Masalah
Dari uraian data yang diungkapkan diatas bahwa 6 orang siswa dari 20 siswa yang mampu menguasai materi diatas ketuntasan belajar yaitu 65, maka dari hasil pengamatan teman sejawat yang mengobervasi selama proses pembelajaran dikelas  dapat diidentifikasi berbagai masalah yang menyebabkan kurangnya penguasaan siswa. Hasil identifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Dalam penyajian guru lebih banyak menyampaikan konsep-konsep IPA kepada siswa tanpa mengkaitkan dengan permasalahan yang real dalam kehidupan sehari-hari
b.      Kurangnya guru memberikan motivasi dalam pembelajaran baik dalam bentuk penguatan ataupun dalam membangkitkan minat belajar siswa.
c.       Banyaknya siswa yang orang tuanya berlatar pendidikan rendah.
d.      Tidak adanya media atau alat peraga yang digunakan oleh guru.
e.       Penyajian yang disampaikan guru terlalu umum.
2. Analisis Masalah
Dari hasil identifikasi tersebut, maka diadakan analisis masalah yang nantinya menentukan dalam merumuskan masalah atau dengan kata lain dari sekian banyak permasalahan dapat ditentukan yang menjadi inti dari permasalahan siswa tidak dapat menguasai materi dengan baik. Kegiatan  analisis dimulai dengan cara melakukan dialog atau diskusi dengan teman sejawat dari berbagai butir yang merupakan hasil identifikasi masalah. Dari butir-butir tersebut mana betul yang merupakan masalah penyebab dari kurangnya pemahaman siswa terhadap materi.  Hasil analisis yang menjadi permasalahan adalah “Metode pembelajaran IPA yang dilakukan guru kurang menarik siswa karena konsep-konsep yang disampaikan guru tidak dikaitkan dengan masalah real dalam kehidupan sehari-hari”.
Untuk memperbaiki pembelajaran yang menjadi permasalahan diatas maka penggunaan metode kerja kelompok adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan guru agar pemahaman siswa terhadap materi lebih baik
Menurut Jon Dewey dalam Rosyid (2006) mengatakan siswa akan belajar lebih baik bila apa yang dipelajari terkait dengan apa yang diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi disekelilingnya.
Selanjutnya Sri Wardani (2005) menyatakan bahwa pada dasarnya pembelajaran IPA yang kerja kelompok maupun yang realistis mengacu pada yang kontruktivisme, dimana siswa sendiri yang harus aktif menemukan dan mentransper atau membangun pengetahuan yang akan menjadi miliknya.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode kerja kelompok dalam pembelajaran IPA para siswa lebih terlibat dalam pembelajaran yang berakibat tingkat pemahaman materi akan lebih baik.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah yang dibahas dalam latar belakang diatas, maka masalah yang diteliti adalah :
1.      Bagaimana penggunaan metode kerja kelompok dalam pembelajaran perubahan energi bunyi di kelas IV SD Negeri 01 Pakan Raba’a.
2.      Bagaimana dampak penggunaan metode kerja kelompok terhadap pemahaman siswa dalam pembelajaran perubahan energi bunyi di kelas IV SD Negeri 01 Pakan Raba’a.
C. Tujuan Perbaikan
Secara umum perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui perbaikan dalam proses pembelajaran yaitu dalam bentuk metode. media, model pembelajaran , motivasi belajar dan lainnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran dikelas.
Tujuan perbaikan secara khusus sesuai pembahasan dalam perbaikan ini adalah :
1.      Mendeskripsikan penggunaan metode kerja kelompok dalam pembelajaran perubahan energi bunyi di kelas IV SD Negeri 01 Pakan Raba’a.
2.      Mendeskripsikan dampak penggunaan metode kerja kelompok terhadap pemahaman siswa dalam pembelajaran perubahan energi bunyi di kelas IV SD Negeri 01 Pakan Raba’a.
D. Manfaat Perbaikan
Banyak manfaat yang dapat diraih guru dengan melakukan perbaikan pembelajaran yang dilakukan melalui penelitian tindakan kelas , mamfaat itu dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen pendidikan dan atau pembelajaran dikelas.
Sesuai perbaikan yang dilakukan dalam bahasan ini, maka mamfaat perbaikannya adalah :
1.      Siswa meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA kelas IV.
2.      Guru dalam melakukan perbaikan pembelajaran dikelas masing-masing yang merupakan tanggung jawabnya.
3.      Kepala Sekolah dalam melakukan motivasi bagi guru untuk melakukan perbaikan pembelajaran dikelas.
4.      Pengawas Sekolah dalam usaha melakukan supervisi pendidikan berupa pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
5.      Dinas atau instansi terkait dalam pendidikan dalam mengambil kebijakan tentang peningkatan mutu pendidikan.