BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Al-Qur'an adalah kitab suci yang
terakhir diturunkan Allah SWT, dengan perantara malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW, sebagai kunci dan kesimpulan dari semua kitab-kitab suci yang
pernah diturunkan Allah SWT, kepada Nabi dan Rasul yang diutus Allah sebelum
Nabi Muhammad SAW.
Al-Qur'an yang secara harfiah
berarti "bacaan sempurna" merupakan suatu nama pilihan Allah yang
sungguh tepat, karena tidak ada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulisan
dan bacaan sekitar lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur'an.
Al-Qur'an dipelajari bukan hanya
susunan redaksi dan pemilihan kosakatanya, tapi juga kandungannya yang
tersurat, tersirat, bahkan sampai kepada kesan yang ditimbulkannya. Semua
dituangkan dalam jutaan jilid buku, generasi ke generasi. Kemudian apa yang
dituangkan dari sumber yang tak pernah kering itu, berbeda-beda sesuai dengan
perbedaan kemampuan dan kecendrungan mereka, namun semua mengandung kebenaran.
Al-Qur'an layaknya sebuah permata yang memancarkan cahaya yang berbeda-beda
sesuai dengan sudut pandang masing-masing.
Al-Qur'an adalah sebuah kitab yang
teratur tata cara membacanya, mana yang dipendekkan, dipanjangkan,
dipertebalkan, atau diperhalus ucapannya, dimana tempat yang terlarang atau
yang boleh, atau harus memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu dan liriknya,
sampai pada etika membacanya.
Seorang orientalis H.A.R. Gibb
pernah menulis bahwa, "Tidak ada seorangpun dalam seribu lima ratus tahun
ini yang telah memainkan alat bernada nyaring yang demikian mampu dan berani,
dan demikian luas getaran jiwa yang diakibatkannya, seperti yang dibaca
Muhammad ( Al-Qur'an )".[1]
Demikian terpadu dalam Al-Qur'an
keindahan bahasa, ketelitian, dan keseimbangannya, dengan kedalaman makna,
kekayaan, dan kebenarannya, serta kemudahan pemahaman dan kehebatan kesan yang
ditimbulkannya. Tidak dapat disangkal oleh siapapun yang memiliki objektivitas
bahwa kitab suci Al-Qur'an memiliki keistimewaan-keistimewaan. Keistimewaan
tersebut diakui oleh kawan maupun lawan, sejak dahulu hingga sekarang.[2]
Al-Qur'an sebagai kitab suci yang
menjadi pedoman hidup bagi setiap muslim. Berbeda dengan kitab suci yang lain,
maka Al-Qur'an adalah kitab suci yang keaslian dan kemurniannya telah dijamin
oleh Allah SWT, yang tidak akan mengalami perubahan, penambahan maupun
pengurangan, tidak ada satu hurufpun bergeser atau berubah dari tempatnya,
tidak satu huruf atau katapun yang mungkin dapat disisipkan oleh siapapun
kedalamnya.
Dalam
hal ini Allah SWT menegaskan dalam QS. Al-Hijr : 9
$¯RÎ) ß`øtwU $uZø9¨tR tø.Ïe%!$# $¯RÎ)ur ¼çms9 tbqÝàÏÿ»ptm: ÇÒÈ
Artinya
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya"[3]
Sebagaimana
masalah rizqi, kedudukan dan pangkat adalah dari Allah SWT. Demikian juga
kemurnian Al-Qur'an adalah telah menjadi Sunnatullah, bahwa Allah telah
memberikan rizqi, pangkat kepada seseorang biasanya melalui manusia, maka demikian
juga Allah SWT, memelihara dan menjaga kemurnian Al-Qur'an inipun melalui
manusia yaitu dengan cara memberikan kemudahan kepada orang-orang yang dikehendaki
untuk menghafal Al-Qur'an.[4]
Sebagaimana Firman Allah SWT:
ôs)s9ur $tR÷£o tb#uäöà)ø9$# Ìø.Ïe%#Ï9 ö@ygsù `ÏB 9Ï.£B ÇÊÐÈ
Artinya "Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan
Al-Qur'an untuk pelajaran,Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran ( Al-Qomar
: 17 )[5]
Dengan
demikian orang-orang yang hafal Al-Qur'an pada hakikatnya adalah orang-orang
pilihan yang sengaja dipilih oleh Allah untuk menjaga dan memelihara kemurnian
Al-Qur'an, dalam hubungan ini Allah berfirman :
§NèO $uZøOu÷rr& |=»tGÅ3ø9$# tûïÏ%©!$# $uZøxÿsÜô¹$# ô`ÏB $tRÏ$t7Ïã ( óOßg÷YÏJsù ÒOÏ9$sß ¾ÏmÅ¡øÿuZÏj9 Nåk÷]ÏBur ÓÅÁtFø)B öNåk÷]ÏBur 7,Î/$y ÏNºuöyø9$$Î/ ÈbøÎ*Î/ «!$# 4 Ï9ºs uqèd ã@ôÒxÿø9$# çÎ7x6ø9$# ÇÌËÈ
Artinya."Kemudian
kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih diantara hamba-hamba
Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di
antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih
dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah, yang demikian itu adalah karunia
yang Amat besar".( Fathir : 32 )[6]
Menghafal
Al-Qur’an merupakan suatu pekerjaan yang sangat mulia. Baik dihadapan manusia,
terutama di hadapan Allah SWT. Banyak keutamaan maupun manfaat yang dapat
diperoleh dari sang penghafal, baik itu keutamaan yang diperolehnya di dunia
maupun di akhirat kelak. Disamping itu pula sang penghafal Al- Qur’an sangat
memegang peranan penting dalam menjaga kemurnian dan keaslian Al- Qur’an hingga
akhir zaman.[7]
Jadi
pada dasarnya menghafal itu mudah yang susah adalah menjaga dann mempertahankan
hafalan yang sudah kita miliki agar jangan sampai hilang atau lupa, karena
inilah tantangan yang terbesar yang dihadapi dan dialami semua penghafal Al- Qur’an.
Sebagaimana hadist Nabi Muhammad SAW:
عُقُلِهَافِي
اْلإِبِلِ مِنَ تفَصِّيًا اَشَدُّ لَهُوَ بِيَدِهِ نَفْسِي فَوَاّلذًَِي هَدُوااْلقُرْأنَ
تَََعَا
“Ulang-ulangilah menghafal
Al-Quran demi Tuhan Yang jiwaku berada di Tangan-Nya ( hafalan Al-Qur’an ),
Al-Quran lebih cepat terlepas daripada onta yang terikat dari ikatannya”[8]
Dalam
dunia proses belajar mengajar (PBM), metode jauh lebih penting dari materi.
Demikian urgennya metode dalam proses pendidikan dan pengajaran. Sebuah proses
belajar mengajar bisa dikatakan tidak berhasil bila dalam proses tersebut tidak
menggunakan metode. Karena metode menempati posisi kedua terpenting setelah tujuan
dari sederetan komponen-komponen pembelajaran: tujuan, metode, materi, media
dan evaluasi.[9]
Sebuah
metode dikatakan baik dan cocok manakala bisa mengantar kepada tujuan yang
dimaksud. Begitupun dalam menghafal Al-Qur’an, metode yang baik akan berpengaruh
kuat terhadap proses hifzhul Qur’an, sehingga tercipta keberhasilan dalam menghafal
Al-Qur’an.
Metode
Takrir adalah salah suatu cara agar informasi-informasi yang masuk ke memori
jangka pendek dapat langsung ke memori jangka panjang adalah dengan pengulangan
(rehearsal atau takrir), dan merupakan salah satu metode dalam menghafal
Al-Qur'an. Peneliti berkeyakinan bahwa metode Takrir sangat penting dalam
menghafal Al-Qur'an, karena tanpa proses Takrir (mengulang ulang bacaan) mustahil
dapat langsung menghafal Al-Qur'an. Oleh karena itu semakin sering mentakrir
bacaan akan semakin mudah menghafalnya.[10]
Metode
ini dilatar belakangi oleh banyaknya keluhan dari teman-teman, baik yang sedang
manghafal Al-Quran maupun yang sudah hatam Al-Quran, mereka merasa kesulitan
dalam menghafal dan melancarkan Al-Quran.
Dalam
pembinaan program manghafal Al-Qur'an dalam Penerapan Metode Manghafal
Al-Qur'an di Sekolah Dasar Negeri 10 Koto XI Tarusan sangat disiplin dalam
menerapkan metode takrir dan selalu mamperhatikan kualitas dan kuantitas
hafalan. Terbukti dengan diadakannya lomba dan banyaknya anak maupun alumni
yang menjuarai MTQ tingkat sekolah maupun luar sekolah.
Dengan
mengacu pada paparan diatas, skripsi ini diformulasikan dengan sebuah judul
“Implementasi Metode Takrir dalam Menghafal Al-Qur'an di Sekolah Dasar Negeri 2
Koto XI Tarusan."
B.
Rumusan
dan Batasan Masalah
1. Rumusan
Masalah
Dari
uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut “Implementasi Metode
Takrir Dalam Menghafal Alqur'an di SD Negeri 10 Sungai Lundang Kecamatan Koto XI
Tarusan”.
2. Batasan
Masalah
a. Bagaimana
proses penerapan metode Takrir dalam menghafal Al-Qur'an di Sekolah Dasar
Negeri 10 Sungai Lundang Kecamatan Koto XI Tarusan.
b. Apa saja faktor penghambat dan pendukung
penerapan metode Takrir dalam menghafal Al-Qur'an di Sekolah Dasar Negeri 10 Sungai
Lundang Kecamatan Koto XI Tarusan.
c. Bagaimana
solusi dalam mengatasi hambatan penerapan metode Takrir dalammenghafal
Al-Qur'an di Sekolah Dasar Negeri 10 Sungai Lundang Kecamatan Koto XI Tarusan.
C.
Tujuan
dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut
diatas maka peneliti mengemukakan tujuan dari penelitian antara lain adalah
untuk:
a. Untuk
mengetahui bagaimana proses penerapan metode Takrir dalam menghafal Al-Qur'an
di Sekolah Dasar Negeri 10 Sungai Lundang Kecamatan Koto XI Tarusan.
b. Untuk
mengetahui apa saja faktor penghambat dan pendukung penerapan metode Takrir dalam
menghafal Al-Qur'an di Sekolah Dasar Negeri 10 Sungai Lundang Kecamatan Koto XI
Tarusan .
c. Untuk
mengetahui bagaimana solusi dalam mengatasi hambatan penerapan metode Takrir
dalam menghafal Al-Qur'an Al-Qur'an di Sekolah Dasar Negeri 10 Sungai Lundang
Kecamatan Koto XI Tarusan.
2. Kegunaan
Penelitian
Adapun
penelitian ini diharapkan dapat mempunyai kegunaan antara lain, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:
a.
Bagi Peneliti :
1.
Semoga penelitian ini membawa kemanfaatan
dan berkah, menjadi ghirah akan selalu cinta Al-Qur’an dan menjadi pedoman
hidupnya
2.
Sebagai motivasi agar lebih bersemangat
lagi dalam menghafal dan menjaganya.
3.
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi peneliti mengenai Implementasi Metode Takrir dalam menghafalan Al-Qur'an.
b. Bagi Lembaga :
1. Seluruh komponen yang ada di STAI YPI Al-
Ikhlas Painan terutama Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam,
sebagai masukan dan sosialisasi dalam rangka memasyaratkan Al-Qur’an di
Lingkungan STAI.
2. Bagi Sekolah Dasar, penelitian ini diharapkan
mampu menjadi bahan evaluasi atas kelemahan-kelemahan yang ada dan selalu melakukan
pengembangan-pengembangan demi mencapai tujuan sekolah dasar yakni menggapai
kemulyaan menjadi muslim yang Ta'allamal Qur'an Wa'allamahu.[11]
3. Bagi
anak, khususnya Sekolah Dasar Negeri 10 Koto XI Tarusan, laksanakan semua tanggungjawab
dan kerjakan semua tugas dengan keiklasan, karena rasa ikhlas akan lebih ringan
menjalani semua tanggungjawab dan tugas yang diemban.
4. Bagi
Para Pembaca Al-Qur'an, membantu dalam menghafal Al-Qur'an, menjaga hafalan
Al-Qur'an, memberikan solusi yang tepat dalam menghafal Al- Qur'an, dan
memberikan penjelasan beberapa sebab yang membuat mereka sulit menghafal serta
marilah kita bangun kembali rasa semangat kita untuk selalu menjaga dan
mengamalkan Al-Qur'an.
D.
Penjelasan
Judul
Definisi Operasional ini
dimaksudkan untuk memperjelas dan mempertegas kata-kata atau istilah kunci yang
diberikan dengan judul penelitian “IMPLEMENTASI METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL
ALQUR'AN DI SD NEGERI 10 SUNGAI LUNDANG KECAMATAN KOTO XI TARUSAN”.
Implementasi : Pelaksanaan. Proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau
inovasi dalam suatu tindakan praktis yang memberikan efek atau dampak baik berupa
prubahan, pengetahuan, ketrampilan nilai dan sikap.[12]
Metode
Takrir : Suatu metode atau cara dalam proses atau
sedang menghafal Al-Qur'an dengan mengulang-ulang atau men-sima'-kan hafalan
yang pernah dihafalkan atau sudah pernah di- sima'-kan kepada guru tahfidzh. [13]
Menghafal
Al-Qur'an : Sesuatu proses mengingat seluruh materi
ayat Al-Qur'an.[14]
Maksudnya adalah proses mengulang ulang bacaan Al-Qur'an sehingga dapat melakat
pada ingatan.
SD Negeri 10 : Sekolah
Dasar negeri.[15]
E.
Kajian
Penelitian Relevan
Sebelum
melakukan penelitian ini, peneliti telah menelusuri beberapa hasil penelitian
terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan
ini. Dari beberapa contoh judul penelitian terdahulu memang memiliki
keterkaitan dari segi masalah yaitu mencari tentang hubungan dan pengaruh akan
tetapi objek dan sasarannya berbeda.
Dari
skripsi yang ditulis oleh Musda Yetati dapat kita ketahui bahwa dengan
menggunakan berbagai macam metode dapat meningkatkan minat belajar siswa, namun
dalam bahasan skripsi tersebut tidak termasuk kedalamnya metode takrir. Sementara
itu dalam pembahnasan Nur hanya menggunakan metode takrir ini dalam
pembelajaran Matematika.
Oleh
karena itu peneliti memilih masalah tentang implementasi metode takrir dalam Menghafal al-Qur’an di Sekolah
Dasar Negeri 10 Sungai Lundang Kecamatan Koto XI Tarusan.
F.
Sistematika
penulisan
Agar dalam skripsi ini lebih
mengarah pada tujuan, maka penulis menyusun skripsi ini menjadi beberapa bab,
dan pada masing-masing bab dibagi lagi menjadi sub bab yang terdiri dari :
BAB I merupakan Pendahuluan yang
terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan dan Batasan Masalah, Tujuan dan Kegunaan
penelitian, Definisi Operasional, Kajian Penelitian Relevan dan Sistematika Penulisan.
BAB II merupakan yang terdiri dari
Metode Takrir dalam menghafal Al-Qur'an, meliputi: Pengertian menghafal
Al-Qur'an, Metode dalam menghafal Al-Qur'an, Pengertian Metode Takrir. Bagian
kedua membahas Implementasi metode Takrir dalam menghafal Al-Qur'an meliputi:
Tahapan Penerapan Metode Takrir dalam menghafal Al-Qur'an, Manfaat dan Tujuan Metode
Takrir dalam Menghafal Al-Qur'an. Bagian ketiga membahas Faktor penghambat dan pendukung
metode Takrir dalam menghafal AL-Qur'an Bagian keempat membahas solusi dalam mengatasi
hambatan penerapan metode Takrir dalam upaya menghafal Al-Qur'an.
BAB III merupakan Metode Penelitian
meliputi: Metode / Jenis Penelitian, Latar
Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data, Pengujian
Keabsahan Data.
BAB IV merupakan Laporan hasil
penelitian, Proses Penerapan Metode Takrir dalam Menghafal Al-Qur'an di SD
Negeri 10 Sungai Lundang Kecamatan Koto XI Tarusan, Faktor Penghambat Penerapan
Metode Takrir Dalam Menghafal Al-Qur'an di SD Negeri 10 Sungai Lundang
Kecamatan Koto XI Tarusan, Solusi dalam Mengatasi Hambatan Penerapan Metode
Takrir dalam Menghafal Al-Qur'an di SD Negeri 10 Sungai Lundang Kecamatan Koto
XI Tarusan.
BAB V merupakan Penutup yang
merupakan bab terakhir dari skripsi ini yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran
yang diikuti dengan daftar pustaka serta lampiran-lampirannya.
Footnote
[1] Quraish
Shihab. Wawasan
Al-Qur'an, ( Bandung : Mizan, 1998 ), h. 3
- 4
[2] Sa'dulloh,
9 Cara
Praktis Menghafal Al-Qur'an, ( Jakarta : Gema
Insani, 2008 ), h. 3
[3]Yayasan
Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an,
Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Kompleck Percetakan Al-Qur’an
Al-Karim Kepunyaan Raja Fahd, 1971), h. 391
[4]Syakir Ridwan. Study
Al-Qur'an, (Tebuireng-Jombang: Unit Tahfid Madrasatul Qur'an, 2000 ), h. 1
[5]Yayasan Penyelenggara
Penterjemah, Op. Cit, h. 879
[6] Ibid, h. 439
[7] Ilham Agus Sugianto. Kiat
Praktis Menghafal Al-Qur'an, (Bandung: Mujahid Press, 2004), h. 31
[8] Yahya
Bin Muhammmad Abdul Rozaq, Metode
Praktis Menghafal Al-Qur'an, (Jakarta
Pustaka Azzam, 2004), h. 178
[9] Armai Arief, Pengantar
Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 109
[10] Sa'dulloh, Op. Cit, h. 60
[11] Ilham
Agus Sugianto. Op. Cit, h. 130
[12]E.Mulyasa,
Kurikulum
Berbasis kompetensi, Konsep, Karateristik dan implementasinya, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2002), h. 7
[13] 13Sa'dulloh, Op. Cit, h. 54
[14] Ibid, h. 45
[15]Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Pendidikan Berbasis Mutu, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2006), h. 47